Notification

×

Iklan

Iklan

Garda Sakera Wilayah Barat Turun Lokasi: Warga Kauman Besuki Terancam Terisolasi Akibat Pembangunan Pagar dan Bangunan di Atas Drainase

Senin, 10 November 2025 | 20:40 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-10T13:49:00Z

Situbondo, Pemangkarnews.com - Polemik terisolasinya tiga kepala keluarga di Dusun Kauman, RT 2 RW 3, Desa Besuki, Kecamatan Besuki, Situbondo, akibat pembangunan pagar beton dan bangunan di atas saluran drainase kini mendapat perhatian serius dari Garda Sakera Wilayah Barat (Wilbar).


Dikomandoi Icuk Sakera, Korwilbar Garda Sakera, turun langsung ke lokasi pada Minggu (9/11/2025) untuk melakukan peninjauan dan klarifikasi atas laporan warga. Dari hasil kunjungan lapangan tersebut, benar adanya bahwa warga setempat terancam kehilangan akses jalan utama menuju rumah mereka bila pembangunan pagar tersebut selesai sepenuhnya.


“Kami sudah datangi langsung lokasi di Kauman Besuki. Memang benar, bila pagar itu selesai dibangun, tiga kepala keluarga tidak akan punya akses jalan lagi. Namun, ada saluran drainase yang sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai jalur alternatif,” terang Icuk Sakera




Namun demikian, Icuk menambahkan bahwa solusi tersebut tidak bisa dilakukan secara sepihak. Sebab, di atas saluran drainase tersebut kini telah berdiri bangunan toko milik warga lain, sehingga perlu dilakukan mediasi bersama antara warga terdampak, pemilik bangunan, serta pemerintah desa.


“Kami melihat situasi ini perlu duduk bersama. Karena di atas drainase juga sudah ada bangunan permanen. Kepala desa sudah sempat memfasilitasi mediasi, tapi belum ada titik temu. Rencananya akan dilaksanakan mediasi lanjutan,” imbuhnya.


Sebelumnya, pemberitaan di media lokal menggambarkan situasi memilukan yang dialami tiga kepala keluarga di wilayah tersebut. Mereka hidup dalam kondisi terisolasi selama lebih dari dua pekan karena akses utama ke rumah tertutup pagar beton dan bangunan di atas saluran umum.


Sejumlah warga mengaku kesulitan beraktivitas. Anak-anak tak bisa berangkat sekolah dengan aman, sementara lansia kesulitan keluar rumah. “Kami benar-benar terjebak di rumah sendiri,” kata salah satu warga, Farah, dengan nada putus asa.



Warga lain bahkan menilai pembangunan tersebut melanggar fungsi fasilitas umum karena dilakukan di atas saluran drainase, yang seharusnya berfungsi sebagai jalur air dan akses darurat. “Drainase itu bisa jadi jalan darurat warga, tapi malah dibangun toko di atasnya,” ujar warga lainnya


Garda Sakera Wilbar menilai kasus ini perlu segera ditangani agar tidak menimbulkan keresahan sosial yang lebih luas di masyarakat.

“Kami mendorong agar semua pihak, mulai dari pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten, turun bersama mencari solusi terbaik tanpa merugikan warga. Jangan sampai hak akses masyarakat terampas karena kelalaian pengawasan,” tegas Icuk Sakera.




Warga Kauman berharap pemerintah segera bertindak cepat membuka kembali akses jalan mereka. “Kami hanya ingin keadilan. Jalan ini milik umum, bukan hak pribadi. Kalau pemerintah diam saja, berarti mereka membiarkan kami terkurung,” ujar seorang warga dengan nada tegas.


Selain menuntut pembukaan akses jalan, warga juga meminta agar legalitas bangunan di atas drainase diperiksa secara transparan, dan jika terbukti menyalahi aturan, harus segera dibongkar tanpa kompromi.

Iwangrunge

×
Berita Terbaru Update