Notification

×

Iklan

Iklan

Isu Memanas Pasca Demo, Bupati Situbondo Tegaskan Sikap

Rabu, 06 Agustus 2025 | 14:10 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-06T08:07:30Z

Situbondo, Pemangkarnews.com – Setelah seminggu ramai dengan aksi demonstrasi dan isu-isu yang menyertainya, Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo, S.Sos.akhirnya angkat bicara secara resmi. 

Dalam pernyataan terbuka di Pendopo Rakyat Situbondo, Mas Rio menjelaskan duduk perkara, menegaskan komitmennya terhadap keterbukaan, serta mengajak seluruh pihak untuk kembali bergandengan tangan membangun Situbondo.

“Pertemuan ini dadakan, tapi penting. Kita bertemu di ruang kerja saya untuk menjernihkan situasi pasca demo minggu lalu. Saya tahu ada laporan polisi, tapi saya sendiri tidak tahu siapa yang dilaporkan. Yang jelas, saya ingin semua kembali tenang,” kata Rio membuka pernyataannya, Selasa (6/8).

Mas Rio mengaku sejak awal telah berkomunikasi dengan instansi terkait mengenai laporan pasca aksi. Ia menilai situasi ini harus disikapi dengan kepala dingin dan langkah bijaksana, demi menjaga suasana damai, tidak hanya di Situbondo, tapi juga di Jawa Timur.

“Sejak Senin kami sudah komunikasi. Saya berharap hari ini juga laporan itu dicabut. Bukan karena takut, tapi agar tidak memperkeruh suasana. Jangan sampai Situbondo yang adem ini jadi panas hanya karena miskomunikasi,” tegasnya.

Bupati muda ini menegaskan bahwa sejak hari pertama ia dilantik, ia membuka Pendopo Rakyat 24 jam penuh. Siapa saja boleh datang, bahkan tengah malam pun kopi tetap tersedia. Ia ingin masyarakat tahu bahwa pemerintahannya terbuka dan siap mendengar.

“Silakan datang jam berapa pun. Saya sendiri kadang pulang jam 2 atau jam 3 pagi. Dan pintu pendopo gak pernah dikunci. Karena saya percaya, dari dialog terbuka itulah solusi bisa lahir,” ujarnya.


Terkait demo yang terjadi sebelumnya, Dirinya mengaku tidak terkejut ataupun merasa terganggu. Justru ia menyambut baik karena baginya, demo adalah bentuk dialog dengan tensi yang lebih tinggi.

“Demo itu biasa. Saya juga aktivis dulu, kerjaannya demo. Makanya waktu kemarin ada demo, saya hadapi sendiri, tanpa pengawalan berlebih. Bukan untuk adu otot, tapi saya percaya itu ruang menyampaikan pendapat,” jelasnya.

Ia bahkan menyebut bahwa setelah demo berlangsung, ia tetap menjalin komunikasi baik dengan para pendemo. “Kita masih video call-an. Tidak ada yang saya jauhi,” tambahnya.


Beliau juga menyinggung kabar yang menyebut dirinya melakukan intimidasi terhadap seorang jurnalis. Ia membantah keras dan menyebut itu hanya framing yang tidak berdasar.

“Saya gak tahu siapa yang dilaporkan. Tapi kalau dikatakan saya menganiaya jurnalis, itu tidak benar. Justru saya ingin teman-teman media jadi mitra strategis saya. Saya butuh ide, gagasan, dan kritik yang membangun,” ujarnya.

Ia menyayangkan adanya istilah seperti 
“wartawan istana” yang menurutnya hanya memperkeruh suasana. “Kalau ada yang merasa belum paham gaya saya memimpin, ayo kita duduk bareng. Tidak perlu saling mengkotak-kotakkan,” kata Rio.


Mas Rio menyebut sudah ada upaya dari kelompok lain yang ingin melakukan aksi tandingan. Namun ia memilih meredam dan mengajak semua pihak menyudahi ketegangan.

“Sudah cukup. Gak perlu aksi tandingan, gak perlu boikot. Saya siapkan mobil, silakan siapa saja yang mau ikut berdiskusi, keliling, bahkan ikut blusukan ke desa-desa. Semua terbuka,” ucapnya.

Bupati Rio menutup pernyataannya dengan harapan besar agar Situbondo bisa naik kelas, menjadi daerah yang maju karena warganya saling menghormati dan terbuka terhadap perbedaan.

“Kalau ada kebijakan saya yang salah, silakan kritik. Tapi jangan sampai kita pecah hanya karena beda cara menyampaikan. Mari kita jaga Situbondo ini tetap rukun, dan terus naik kelas bersama-sama,” tutupnya. 

(Red.)
×
Berita Terbaru Update